Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Oktober 2013

Untuknya

Kemarin tepatnya 6 bulan, sekarang 211 hari setelah kepergiannya. Dia seorang teman, seorang sahabat, seorang adik, kadangkala dia menjadi seorang kakak, dia juga seorang guru bagiku. Dia bisa menjadi apapun. Meski pikirannya lebih dewasa dari usianya yang belum genap 13 tahun kala itu namun dia bisa mengajarkanku berbagai hal mulai dari hidup untuk berbagi, berkorban demi keluarga, tak pernah membedakan siapapun, dan selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam keadaan apapun. Dan kepergiannya pun disebabkan dia menolong temannya meskipun nyawanya menjadi taruhan. Dan itu tetap dia lakukan.
Hari itu Jumat, 22 Maret 2013 untuk pertama kalinya aku benar-benar merasa kehilangan. Karena sejak aku mulai bisa bernafas, aku belum pernah merasakan sakit yang luar biasa saat kehilangan seseorang. Mungkin memang benar, seseorang akan terasa sangat berarti apabila kita telah kehilangannya.
Dia adik sepupuku. Dari kecil aku selalu bersamanya. Bermain. Tertawa. Menangis. Bercerita dan berbagi tentang banyak hal. Semenjak dia tak ada, aku berusaha menyimpan semua kenangan ku dengannya rapat-rapat. Semua itu tak mudah, air mataku selalu jatuh setiap teringat dengannya. Sedikit demi sedikit aku mulai belajar tanpanya. Kembali menata serpihan hatiku yang sempat rapuh saat kepergiannya. Dan meski raganya telah pergi jauh, tapi aku tetap berharap dia dan kenangan indahnya bersamaku akan selalu ada di dalam hatiku :)

Jumat, 18 Oktober 2013

ARTI SEBUAH KERINDUAN

Sekarang  dia genap 3 bulan tinggal jauh dariku, tidak menemani hari-hariku, tidak bisa menemaniku pergi, tidak menyeka air mataku saat aku bersedih, tidak bisa membelaku ketika aku tersakiti. Meski bulan desember masih 2 bulan lagi tapi rasa kangen ku dengannya seperti tidak bisa ditangguhkan lagi. Memang setiap hari kami selalu berkomunikasi, berkirim pesan ataupun berbicara lewat telepon. Tapi rasa kangen itu tetap saja tak bisa beranjak ataupun terobati. Siang itu tanggal, aku datang ke rumahnya bersama teman-teman karena aku tak ingin melewatkan kesempatan terakhirku untuk bersamanya mengingat kami akan berpisah dalam waktu yang cukup lama menurutku. Aku disambut baik dirumahnya. Aku tersenyum melihatnya. Dia juga. Tapi jujur, sekitar 2 jam-an aku dirumahnya sebelum dia terbang, hatiku terasa tercabik-cabik. Ingin rasanya aku menahannya untuk pergi, memegangi tangannya, memeluknya agar dia tak bisa beranjak apalagi pergi jauh dariku. Disisi lain aku tak ingin merusak impiannya. Itu sama saja aku memotong sayap burung, burung tersebut memang tidak akan lari tapi burung tanpa sayap bukan burung lagi dan manusia tanpa mimpi sudah bukan manusia lagi. Dia mempunyai semangat dan keyakinan yang sangat kuat untuk menjalani dan mengejar mimpinya itu, dan aku harus mendukungnya sekalipun aku harus terpisah dulu darinya. Tapi aku akan tetap tersenyum dan mendukung apapun yang dia lakukan. Dia adalah satu – satunya pria yang bisa membuatku tersenyum bahagia dan merasa menjadi wanita sempurna karena dia yang telah mengenalkanku dengan suatu hal yang sangat luar biasa, yaitu cinta. Aku memang tak bisa mendeskripsikan apa itu cinta yang sesungguhnya. Yang aku tahu aku tak bisa tanpanya. Aku selalu enggan melakukan apapun jika dia tak ada dibelakangku. Dia seperti bulan dan aku seperti bumi. Jika bulan tak ada, bumi akan gelap gulita saat malam memeluk. Begitu juga aku akan buta jika tanpa sinar darinya yang selalu meletupkan semangatku untuk menjalani hari demi hari. Sore itu, aku mengikutinya menunggu bus. Tapi yang membuatku sangat sedih adalah aku datang tepat saat bus yang dinaikinya datang. Dia menghampiriku. Aku tak bisa melontarkan apapun hanya cucuran air mata yang bisa menjelaskan perasaanku saat itu. Saat itu aku sadar inilah saat yang tepat aku menunjukkan keseriusanku padanya. Pria yang baik, dibelakangnya pasti ada wanita yang hebat. Dan aku ingin menjadi salah satu wanita hebat itu. Aku harap ini akan membuatnya semakin sayang kepadaku. Dia naik bus, melambaikan tangan dan sempat tersenyum padaku. Ya Tuhan aku tak kuasa membendung air mata ini lagi. Bus berjalan dan aku pulang kerumah, sepanjang perjalanan air mataku terus menetes dibenakku mulai terputar kisah – kisah indah yang kujalani dengannya. Semua itu terlalu indah hingga aku berat melepasnya pergi. Tapi aku tahu aku tidak boleh egois, ini demi kebaikannya, dan aku harus mendukungnya. Aku mencintainya karena suatu alasan yang tidak bisa ku jelaskan . Ketika dia pergi, aku kehilangan, juga dengan suatu alasan yang tidak bisa kujelaskan. 5 bulan aku mengikat tali kasih dengannya, dan 3 bulan berada jauh darinya membuatku mengerti suatu hal yaitu ARTI SEBUAH KERINDUAN

Sabtu, 12 Oktober 2013

Is the best

Hari ini 12 Oktober 2013 .
Kembali terukir sebuah kenangan bersama teman - teman . Aku senang dan sangat menikmati semuanya . Tetapi jujur, aku semakin takut jikalau tiba waktu perpisahan dimana kami akan jauh, jarang untuk bertemu bahkan tertawa bersama lagi. Semakin banyak kenangan yang terukir maka semakin sulit juga untuk mengenal perpisahan.
Tadi itu, semuanya begitu indah dan sangat original. Tertawa, bercanda, semua tak bisa dibeli. Semua terlahir dari hati berteman ketulusan. Semuanya indah, indah sekali.
Kisah kasih masa SMA. Lucunya, sedihnya, asiknya, keselnya, jengkelnya, malu-maluinnya. semuanya pasti bakalan ngangenin banget buat dijalanin.
Temen - temen ku yang selalu ada buat aku. The Green Jomblo. Si Candra ( Dadong ) yang sok bijak tapi gak bisa bijak'in diri nya sendiri; paling kesel kalo diajak ngomongin hidung; dan paling pinter. Si Mang Sri ( Jengkelin ) yang kocak; suka malu-malu'in; konyol; PD gilaa; suka ngupil. Si kartika yang hidungnya paling mancung; nyebelin; kocak. Si Melani yang lidahnya tajem amat kayak pisau belati. Si Ivan ( Oneng ) yang kata orang T O L O L alias tolol; punya banyak masalah tentang percintaan; dan paling dewasa (tua) diantara kita.
Selain itu, Ada Si Tikok, Si Yogik, Si Kusha, Si Juana, Si Prof. Gagun. Dan masih banyak lagi yang jika disebutin bisa gak kelar-kelar ini tulisan. Dan tangan ku pasti keriting dibuatnya. :D
Kembali ke kata perpisahan. Aku pernah ngalamin pisah sama orang yang aku cinta. Meski hanya untuk sementara waktu tapi itu (jujur) juga sangat menyakitkan jika dikenang. Namanya Wawan Santika, dia cowok terkece yang pernah aku kenal. Aku nyaman didekatnya. Si bodo yang selalu bikin aku ketawa jumpalitan. Selalu bikin aku senyum. Si bawel yang selalu ngoceh kalo aku lupa makan. Kenapa aku mencintainya ? Aku mencintainya dengan alasan yang tidak bisa kujelaskan. Ketika berpisah, aku kehilangan juga dengan alasan yang tidak bisa ku jelaskan. Semoga dia menjadi yang terakhir.

Kamis, 10 Oktober 2013

Inilah GUE

Udah lama gue gak buka blog ini. Dan sekarang gue tiba - tiba nongol gitu aje :) Bukan karna gue lupa, tapi gue emang gak ada waktu senggang. Banyak kegiatan sekolah yang mau gak mau harus gue jalanin. Tapi hari ini gue sempetin buat ngenalin siapa diri gue. Menurut akte kelahiran yang gue punya nama gue Luh Gde Dyah Larazathi Tri Rahayu, biasa disapa Dyah. Gue hanya seorang gadis biasa yang tak bisa lepas dari arus keduniawian. Gue adalah tipe orang yang katanya judes, tapi menurut gue itu hanya nonsense. Sebenernya gue welcome kok, coba aja. Tapi gue akuin, gue susah bergaul sama orang yang baru gue kenal. Jangankan basa-basi, senyum pun kadang gue enggan. Gue orangnya cuek, cuek banget. Tapi, kalo gue udah sayang sama seseorang entah itu keluarga, sahabat, pacar, teman atau musuh. Gue pasti selalu ada buat mereka. Menurut gue musuh juga perlu disayangin, karena berkat dia/mereka hidup kita jadi lebih berirama. Pahit manisnya hidup bisa kita dapatkan dari orang-orang terdekat kita, termasuk musuh. Gue paling benci sama yang namanya kebohongan. Meskipun gue bukan tipe orang yang pendendam, tapi kebohongan itu adalah salah satu hal yang membuat gue menambah banyak dosa. Karena gue bisa ngelakuin hal di ambang normal meskipun itu manusiawi, yaitu sulit untuk memaafkan orang yang melakukan kebohongan itu. Gue orangnya santai gak suka basa-basi. Penampilan acak adul sering ketinggalan trend, yang untuk seorang gadis disebut tak ada sisi feminimnya. Ya, inilah gue lengkap dengan segala kekurangan yang gue punya. Begitu sederhana dan tak pantas untuk di banggakan Setiap titik dan goresan tak ada yang begitu indah. Gue hadir bukan untuk membuat masalah di dunia, juga bukan menambah sesaknya dunia ataupun untuk menambah kadar CO2 di udara. Gue hadir untuk berbagi, gue hadir untuk menikmati dunia yang indah ini. Bernafas dan melihat kekejaman dunia yang tak dapat gue taklukan. Menanti hari esok dan bermimpi untuk masa depan :)

Senin, 06 Agustus 2012

Cerpen Cinta "Pengorbanan Cinta"


PENGORBANAN CINTA

            Deburan ombak, semilir angin dan mentari yang sedang berjalan menuju peraduannya menjadi saksi bisu kebersaman Ray dan Ify.
“Fy, aku berharap cinta kamu gak akan pernah terbenam seperti matahari itu. Aku gak mau hatiku menjadi gelap tanpa cintamu yang menerangi hidupku. Please, don’t leave me. Because, I can’t life without you.” Kata Ray sambil memegang tangan Ify dengan eratnya.
“Ya Ray. Aku janji. Selamanya cintaku hanya untukmu. Tak ada yang lain hanya kamu seorang. ‘Cause, I really really love you.” Jawab Ify lembut. Ray tersenyum. Dia terlihat puas dengan jawaban kekasihnya itu. Hari demi hari mereka lalui dengan penuh cinta. Panasnya sinar mentari, dinginnya salju, dan dasyatnya badai tak mampu mengalahkan kekuatan cinta mereka. Mereka sangat bahagia.
Suatu pagi, ketika Ray tengah mengendarai motornya menuju ke sekolah. Tiba-tiba… Bruukk…!!! Ray menabrak seseorang yang tengah berjalan kaki.
“Maaf aku gak sengaja nabrak kamu. Kamu baik-baik aja kan, ?” Tanya Ray pada seorang gadis yang ditabraknya.
“Aku baik-baik saja. Hanya saja kakiku terasa sakit, tadi terkena ban sepedamu.” Kata gadis itu.
“Aku benar-benar minta maaf. Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit.” Ajak Ray panik.
“Gak usah. Tolong anterin aku pulang, karena kakiku sangat sakit” Kata gadis itu.
“Baiklah. Aku akan mengantarkanmu.” Jawab Ray.
Disampainya di rumah gadis yang bernama Sylla itu, Ray langsung mengobati luka-lukanya. Ray tak henti-hentinya meminta maaf pada Sylla. Dia merasa sangat bersalah, hingga Sylla sulit untuk berjalan karena kakinya terluka. Setiap hari Ray selalu datang ke rumah Sylla untuk mengobati lukanya.
“Ray, kamu gak perlu kesini tiap hari hanya untuk ngobatin aku. Aku gak mau ngerepotin kamu” Kata Sylla.
“Aku ngelakuin ini karena aku merasa bersalah sama kamu Sylla. Aku akan datang setiap hari sampai lukamu benar-benar sembuh.” Sahut Ray.
“Tapi aku merasa bersalah sama pacar kamu. Akhir-akhir ini kamu lebih sering disini daripada ketemu sama pacar kamu.” Kata Sylla.
“Kamu gak usah khawatir. Ify sangat mengerti keadaan aku sekarang. Bahkan dia sendiri yang menyarankan aku untuk datang kesini.” Ray menjelaskan.
Rasa bersalah Ray kepada Sylla membuat hari-harinya lebih sering dihabiskan untuk menemani Sylla. Ray mulai merakan suatu hal yang berbeda saat dia bersama Sylla. Benar. Ray mulai menyayangi Sylla. Bukan. Dia mencintainya.
“Apa yang terjadi padaku? Entah kenapa aku merasa nyaman saat bersama Sylla. Apa benar aku mencintainya? Tapi bagaimana dengan Ify. Apa aku masih mencintainya? Ya Tuhan, hamba tak mengerti dengan perasaan hamba saat ini.” Kata Ray dalam hati saat tengah menyuapi Sylla.
“Ray, kamu kenapa?” pertanyaan Sylla membuyarkan lamunan Ray.
“Ti..ti..tidak. Tidak ada apa-apa kok.” Jawab Ray terbata-bata.
“Kamu jangan bohong Ray. Pasti kamu lagi mikirin sesuatu. Kamu lagi mikirin Ify ya? Sebaiknya kamu pergi menemuinya.” Kata Sylla.
“Bukan Sylla. Aku hanya sedang bingung dengan perasaanku sendiri.” Sahut Ray.
“Bingung kenapa?” Tanya Sylla lagi.
“Aku rasa, aku tidak mencintai Ify lagi. Aku telah mencintai orang lain. Aku mencintaimu Sylla” Jawab Ray pelan. Sylla terkejut dengan jawaban Ray itu.
“Tapi bagaimana dengan Ify?” Tanya Sylla.
“Aku akan bicara padanya. Aku gak mau menyakitinya lebih jauh lagi. Tapi, bagaimana dengan hatimu? Apa kamu juga mencintaiku?” sahut Ray.
“Tentu. Selama ini aku sangat ingin menjadi satu-satunya orang yang kamu cintai. Aku ingin menghapus bayang-bayang Ify di hidup kamu. Mungkin aku egois, tapi aku benar-benar ingin memiliki kamu seutuhnya Ray.” Jelas Sylla.
“Sylla, mulai detik ini. Nyawaku, nafasku, hatiku, denyut nadiku dan semua yang ada pada diriku hanya untukmu Sylla. I love you forever. I wanna be the last for you.” Kata Ray yang seketika meluluhkan hati Sylla.
Sepulang dari rumah Sylla, Ray langsung meluncur ke rumah Ify. Rencananya dia ingin mengatakan yang sebenarnya pada Ify tentang hubungannya dengan Sylla dan tentang perasaannya pada Ify saat ini. Ray merasa berat untuk mengatakannya. Namun ini harus dia lakukan. Sesampainya di teras rumah. Ify menyambut Ray dengan hati yang berbunga-bunga. Betapa tidak lelaki yang dicintainya datang menemuinya. Tanpa ingin didahului oleh siapa pun Ray langsung memulai pembicaraan.
“Ify sayang, aku benar-benar minta maaf sama kamu. Aku rasa hubungan ini hanya sia-sia. Cintaku telah berpaling darimu…”
“Stop…!!” kata Ify memotong perkataan Ray lalu memeluk Ray dengan eratnya.
“Aku gak mau denger kamu ngomong lagi Ray. Aku gak mau hal yang paling aku benci terjadi malam ini. Sudah cukup aku merasakan pelukanmu. Aku tak ingin mendengarkan perkataanmu lagi.” Kata Ify seraya mengusap air mata yang mulai membasahi pipinya.
“Ify aku mohon dengerin aku. Aku hanya gak mau nyakitin perasaan kamu lebih jauh lagi. Aku tidak mencintaimu lagi. Hatiku telah kuberikan pada wanita lain. Maafin aku, harus mengatakan hal ini sama kamu, Fy.” Jelas Ray sambil melepaskan pelukan Ify.
“Tapi Ray aku gak bisa kehilangan kamu. Sungguh aku sangat mencintaimu. Apa kamu tidak ingat dengan janji kita dulu. Secepat itukah kamu melupakannya? Apa tak ada sedikit saja kepingan hatimu yang tersisa untukku? Please, katakan padaku semua ini hanya mimpi Ray. Sebentar lagi kita akan terbangun kan?”  rintih Ify.
“Tidak, Fy. Ini bukan mimpi, ini kenyataan yang harus kita jalani. Kita tidak bisa bersama lagi. Aku harap kamu bisa maafin aku. Seperti dahulu, kamu selalu bisa memafkan semua kesalahanku. Aku gak akan pernah melupakanmu. Selamat tinggal.” Kata Ray dan langsung meninggalkan Ify sendirian. Hati Ify sangat hancur. Bak kapal laut yang hancur diterpa badai yang dasyat. Kini semua kenangan indahnya bersama Ray hancur begitu saja.
Setahun kemuadian, Ify masih belum bisa melupakan Ray. Meski hubungan mereka telah berakhir namun Ify tetap tidak bisa melupakan Ray. Cintanya begitu besar kepada Ray hingga tak sedetik pun dalam hidupnya dia lalui tanpa memilikirkan Ray. Disisi lain Ray dan Sylla masih bersama. Sebenarnya, Sylla tidak benar-benar mencintai Ray. Sylla hanya memanfaatkan harta Ray untuk kepentingannya sendiri. Dia juga telah memiliki seorang kekasih namun Ray tidak mengetahuinya. Tanpa sadar Ray hanya dijadikan mesin ATM oleh Sylla. Mungkinkah Ray hanya belum sadar dimanfaatkan seperti itu atau mungkin karena cinta Ray yang begitu besar? Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu.
Suatu senja, ketika Ray dan Sylla sedang bejalan-jalan di mall. Ray tiba-tiba pingsan. Sylla terlihat panik. Karena Sylla tidak ingin susah oleh karena itu dia memutuskan untuk meninggalkan Ray dan membiarkannya tergeletak di lantai mall. Memang takdir tidak bisa ditebak. Ify melihatnya. Ify segera menolong Ray dan membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit dokter langsung memeriksa keadaan Ray. Ify merasa sangat cemas karena telah berjam-jam dokter belum juga keluar. “Apa yang sebenarnya terjadi kepada Ray? Ya Tuhan sembuhkanlah segala penyakitnya.” Ujar Ify dalam hati. Tiba-tiba dokter keluar.
“Dokter, bagaimana keadaan teman saya?” Tanya Ify.
“Apa anda belum tahu?  Ginjal Ray rusak. Sebernarnya dari dulu saya telah menganjurkan agar Ray menjalani pengobatan namun Ray tidak mengindahkan anjuaran yang kami berikan. Sehingga sekarang penyakitnya bertambah parah.” Jawab dokter.
“Lalu apa yang harus dilakukan agar Ray bisa sembuh dokter?” Tanya Ify lagi.
“Kita harus segera melakukan operasi. Namun hanya ada satu kendala.” Jawab dokter.
“Katakan dokter? Saya akan membantu sebisa saya” kata Ify cemas.
“Kita perlu orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya kepada Ray. Sehingga Ray bisa sembuh. Tapi kita harus menemukannya dengan cepat. Meskipun dengan cuci darah keadaan Ray bisa lebih baik tapi tidak bisa menjamin kesembuhannya. Jalan satu-satunya adalah dengan melakukan operasi agar Ray bisa sembuh total.” Dokter menjelaskan kepada Ify.
“Saya bersedia mendonorkan ginjal saya kepada Ray, Dokter. Asalkan Ray bisa sembuh.”
“Baiklah. Sebelumnya kami harus melakukan tes kecocokan ginjal anda dengan Ray. Setelah itu baru bisa memutuskan langkah selanjutnya.” Sahut dokter.
“Baik dokter.” Ify pun melakukan tes tersebut. Ify sangat berharap ginjalnya cocok dengan Ray sehingga kesehatan Ray bisa pulih kembali dengan cepat. Ternyata ginjal Ify dan Ray cocok sehingga operasi bisa segera dilakukan. Ify sangat senang dia bisa membantu sosok lelaki yang sangat dicintainya.
Tibalah saatnya operasi dilakukan. Ify menjalaninya dengan sepenuh hati dan tiada henti-hentinya berdoa agar dia dan Ray bisa selamat dalam operasi kali ini. Setiap usaha yang dijalani dengan iklas dan penuh doa ternyata menghasilkan hasil yang memuaskan. Operasi berjalan dengan lancar serta Ify dan Ray pun selamat.
“Dokter boleh saya tahu siapa orang baik yang telah mendonorkan ginjalnya kepada saya?” Tanya Ray kepada dokter setelah dia smbuh dari penyakitnya.
“Apa perempuan itu belum menemuai kamu? Dia orang yang membawa kamu saat kamu pingsan di mall. Setiap hari dia selalu kesini menjengukmu. Apa kamu tidak mengetahuinya?” seru dokter.
“Tidak dokter, saya tidak tahu. Apa perempuan itu Sylla kekasih saya.?” Tanya Ray.
“Sylla? Setahu saya namanya Ify bukan Sylla.” Jelas dokter. Ray terkejut. Ify, perempuan yang pernah dia sakiti telah mendonorkan ginjalnya kepadanya. Sedangkan Sylla pacarnya bahkan tidak pernah datang menjengukknya. Kini Ray sadar, selama ini dia telah melakukan kesalahan yang sangat besar yaitu menyakiti perasaan Ify hanya untuk Sylla. Setelah itu Ray segera pergi ke rumah Ify untuk meminta maaf dan ingin menebus semua kesalahan yang pernah dilakukannya kepada Ify. Sesampai di rumah Ify, Ray langsung memeluknya.
“Ify, aku nyesel banget udah ninggalin kamu selama ini. Aku keliru lebih memilih Sylla daripada kamu. Tapi sekarang aku sadar kamulah cinta sejati aku. meskipun aku udah ninggalin kamu tapi kamu masih bersedia mendonorkan ginjalmu pada ku. Ify aku mau minta maaf sama kamu, meski aku sadar itu sudah terlambat. Kamu mau kan maafin aku?” kata Ray menangis sambil memeluk Ify dengan eratnya.
“Sebelum kamu melakukan kesalahan aku udah maafin kamu, Ray. Jadi kamu gak usah merasa bersalah seperti itu. Kamu inget kan janji aku dulu. Selamanya cintaku hanya untukmu. Tak ada yang lain hanya kamu seorang. ‘Cause, I really really love you. Jadi aku akan selalu nepatin janji aku itu untuk selalu mencintaimu.” Kata Ify seraya mengusap air mata Ray.
“Thanks Ify.  I’m promise. I will be the last for you. Aku janji aku gak akan pernah nyakitin perasaan kamu lagi. We will together forever. Aku ingin menjalani sisa hidupku denganmu. Kamu bersedia kan Ify?” harap Ray.
“Tentu” jawab Ify singkat. Mereka pun bahagia selamanya.


 TAMAT




CERITA storytelling "ELINA AND A SNAKE


  
Elina  And  A Snake


            Long, long time ago lived a poor and nice orphan. Her named was Elina. She worked in Maria’s house, a rich woman. Maria had a daughter named Mayang. They always asked Elina to work hard. Sometimes, Elina didn’t got enough food but she helpless because she didn’t had any other place to stay.
            One day, when Elina wash her clothes in a river, she saw a big snake swimming toward her. But, she didn’t run because she saw the snake bleed. She felt pity for the snake and brought it home.
            Then, something strange happened, a piece of the snake’s skin removed. Amazing, the skin changed into gold. Every day it remove and always changed into gold. One day she sold all the gold and it made her rich. So she didn’t work for Maria again. Then she bought a big house and brought the snake to stay with her.
            Maria and mayang was very jealous, and then they went to Elina’s house and they saw her was healed a snake, they throught the snake gave the wealth to Elina. Afterthat, they went to the river. Finally she saw a snake but they didn’t know the snake was poison. And the snake bit her. So they were died.
            Meanwhile, the wounded snake in Elina’s house was heal. Amazingly, it changed into a handsome man.
            “Thanks Elina you healed me. Actually I’m a prince who was cursed by a witch to change into a snake. For your kind heart, I want to marry you. Will you marry me? Said the prince and he sang a song.
            “I will be, all that you want, and get myself together, coz you keep me from falling apart, all my life, I’ll be with you forever, to get through the day, and make everything okay.” The prince sang. “Once again Elina, will you marry me? Asked the prince. Elina only smiled and nod her head. Finally they married and happy forever.

CERPEN Detik Terakhir



      Detik Terakhir

“Gue nggak ngerti kenapa Deva tiba-tiba mutusin gue, apa dia emang udah gak sayang lagi ama gue? Atau mungkin Deva suka sama cewek lain? Tapi siapa cewek itu?” kata Ayu, yang baru saja diputusin oleh Deva pacarnya. Mereka memang sudah lama pacaran, tapi Ayu bingung kenapa tiba-tiba Deva mengambil keputusan untuk putus darinya. Padahal Ayu sangat mencintai Deva, dan ia tak mau putus darinya.

            Esoknya, setelah Ayu putus dari Deva. Ayu berangkat ke sekolah dengan perasaan yang kacau. Raut mukanya melukiskan hatinya yang kosong, kini Ayu hanya bisa mengenang masa-masa bahagianya dengan Deva dulu. Tiba-tiba ia mendengar teriakan yang memanggil namanya.
            “Ayu…..Ayu….” Ayu menoleh kebelakang mencoba mencari suara teriakan itu. Dan ia melihat sahabatnya, Olive. Ayu dan Olive memang bersahabat sejak hari pertama mereka masuk ke SMU tepatnya saat MOS.
            “Ayu loe beneran putus ama Deva kemarin? Terus kenapa Deva mutusin loe? Loe ama Deva kan udah pacaran dari dulu kenapa bisa kandas gitu aja? Loe terima diputusin gitu aja ama Deva? Loe masih cinta kan ama Deva?” tanya Olive bertubi-tubi pada Ayu sahabatnya itu.
            “Aduh loe bikin gue makin pusing aja deh, Liv” kata Ayu.
            “Ih, loe tinggal jawab aja susah amat sih,” sahut Olive.
            “Iya, loe bawel banget,” sambung Ayu makin terlihat sedih.
            “Cepet gue penasaran nih,” jawab Olive.
            “Iya, gue udah putus ama Deva. Tapi gue gak tahu kenapa Deva mutusin gue. Sebenernya gue masih sayang ama Deva. Hati gue rasanya hancur berkeping-keping, Liv,” kata Ayu sambil meneteskan air mata.
            “Loe sabar ya, Yu gue pasti bantuin loe, supaya loe bisa balikan lagi ama Deva. Gue juga yakin Deva pasti juga masih sayang kok sama loe.” kata Olive menenangkan Ayu.
            “Makasih ya, Liv loe emang sohib gue yang paling baik sedunia,” jawab Ayu.

            Satu bulan telah berlalu, perasaan Ayu semakin gelisah, karena setelah ia putus dengan Deva, Deva tidak pernah hadir disekolah, Deva selalu absen selama satu bulan penuh. Ayu makin khawatir jikalau Deva kenapa-napa.
            “Duh, Deva gak masuk lagi,” gerutu Ayu dalam hati.
            “Kenapa loe? Lagi mikirin pangeran loe ya?” tanya Olive yang dari tadi melihat Ayu melamun.
            “Iya, nih. Dia kok nggak masuk lagi, sekarang udah sebulan dia gak masuk. Apa dia pindah sekolah ya?” kata Ayu.
            “Ah, nggak mungkin di papan absen tertulis kalau Deva gak masuk karena izin keluar kota, jadi Deva gak mungkin pindah sekolah. Tapi, kalau Deva pindah sekolah pasti ada pemberitahuan dari Bapak Kepala Sekolah,”  jawab Olive.
            “Loe bener juga, Liv. Tapi kenapa keluar kotanya lama banget ya?,” kata Ayu lagi.
            “Mungkin acaranya penting kali,” jawab Olive.
            “Masak ada acara yang lamanya sampai sebulan sih, mustahil gak?” sahut Ayu.
            “Loe bener juga. Gimana kalau nanti kita cek ke rumahnya Deva, gimana?” seru Olive.
            “Gue setuju!!” kata Ayu bersemangat.

            Sepulang sekolah Ayu dan Olive benar-benar ke rumah Deva, mereka ingin tahu kenapa Deva tidak masuk selama itu, mereka kurang percaya kalau Deva hanya keluar kota. Sesampainya di rumah Deva, mereka hanya bertemu dengan tukang kebunnya Deva, karena di rumah itu sangat sepi.
            “Permisi, Pak, Devanya ada? Saya Ayu temannya Deva,” kata Ayu dengan sopan.
            “Bukannya kamu pacarnya Gung Deva? Devanya tidak ada di rumah,” kata tukang kebun itu.
            “Bukan lagi, Pak. Kita sekarang cuma temenan aja. Kita udah putus sebulan yang lalu. Kalau boleh saya tahu Deva dimana sekarang, Pak?” sahut Ayu.
            “Deva ada di rumah sakit. Ayu nggak tahu?” kata tukang kebun Deva. Mendengar ucapan tukang kebun itu Ayu langsung kaget setengah mati dan terdiam sesaat. “Sakit Deva sangat parah Ayu, kata mamanya Deva mengidap penyakit kangker otak stadium empat. Dan umurnya sudah nggak lama lagi.” kata tukang kebun itu lagi.
            “Apa?” kata Ayu kaget. “Dimana rumah sakit tempat Deva dirawat? Tolong beritahu saya Pak, saya sangat khawatir dengan keadaan Deva sekarang? kata Ayu terburu-buru.
            “Deva dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita,” kata  tukang kebun itu lagi.

            Ayu dan Olive tanpa berfikir panjang lagi, langsung menuju ke rumah sakit. Ayu sepanjang perjalanan hanya bisa menangis dan kecewa, kenapa Deva tidak jujur tentang penyakitnya selama ini. Padahal Ayu selalu jujur tentang masalahnya kepada Deva, tapi kenapa Deva tidak pernah jujur terhadap penyakit yang dideritanya selama ini. Apa mungkin karena ini Deva memilih putus dariku katanya dalam hati.
            “Udah dong, jangan nangis terus. Mungkin Deva gak mau ngeliat loe sedih terus, makanya dia nggak ngasi tahu loe penyakit yang dideritanya ini,” kata Olive mencoba menenangkan Ayu yang terus menangis sepanjang perjalanan.
            “Tapi, seharusnya Deva jujur ama gue, gue nggak bisa tenang diatas penderitaan yang dialami Deva, orang yang paling gue cintai di bumi ini, gue nggak bisa ngelupain dia begitu aja, Liv,” jawab Ayu sambil mengusap air matanya yang berlinang membahasi pipinya yang halus itu.
            “Gue ngerti perasaan loe, tapi loe nggak harus nangis gini. Kalo Deva ngeliat loe dia juga bakalan ikut sedih. Deva kan masih cinta sama loe,” kata Olive lagi. Ayu hanya terdiam.

Tak lama kemudian mereka sampai di Rumah Sakit. Lalu mereka berlari menuju kamar Deva, Deva tidak sendirian dia ditemani sahabatnya Ray dan Alvin yang juga akrab dengan Ayu dan Olive beserta keluarganya.
“Deva……,” seru Ayu dari ambang pintu, dia terkejut melihat Deva yang tergulai lemah di atas tempat tidur. Mukanya pucat. Ayu tak kuasa menahan air matanya, lalu berlari memeluk Deva dengan eratnya, Deva hanya bisa tersenyum manis dan mendekap tubuh Ayu yang mungil.
“Dev, kenapa kamu ndak jujur sama penyakit yang membuat kamu sangat menderita ini kepadaku, padahal aku ini kan pacarmu, kamu perlu tahu saat kamu mutusin aku secara tiba-tiba dan kamu absen selama sebulan penuh, perasaan resah, gelisah, sedih, kecewa berkecamuk menjadi satu. Setiap hari aku hanya bisa menangis dan menangis. Sekarang aku ingin tahu kenapa kamu gak jujur sama aku?” tanya Ayu menahan kesedihan kepada Deva.
“Maafin aku, Yu. Aku hanya nggak ingin kamu sedih ngeliat kaeadaanku sekarang, tapi apa boleh buat kamu udah liat kan keadaanku. Aku sakit, sakit parah. Lebih baik kamu tinggalin aku  sekarang sebelum kamu menyesal, umurku udah nggak lama lagi, aku akan pergi dan mungkin tak kembali,” kata Deva lemah.
Ayu menggelengkan kepalanya. “Gak, kamu gak bisa ninggalin aku sendirian aku gak bisa hidup tanpa kamu, kamu adalah semangat hidupku. Aku yakin kamu pasti bisa bertahan, demi aku dan hubungan kita,” Ayu mencium kening Deva dan menatap matanya dengan penuh kesedihan.
“Aku juga sangat mencintaimu Ayu, yang bisa membuat aku bertahan sampai sekarang itu kamu, tanpa kamu yang hadir mewarnai hari-hariku mungkin aku sudah pergi dari dulu dan kita ndak mungkin bisa saling mencintai. Selamat tinggal Ayu, aku akan selalu mencintaimu….,” itu adalah kata terakhir yang bisa terucap dari bibir Deva, lalu dia memejamkan matanya dan diam. Dia pergi, pergi tuk selamanya meninggalkan Ayu perempuan yang sangat dicintainya beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya Alvin dan Ray.
Seisi ruangan saat itu menangis melihat orang yang selama ini menjadi kebanggaan keluarga dan teman-temannya itu pergi tuk selamanya. Ayu adalah orang yang paling berduka saat itu, sampai tidak bisa berkata apapun juga lalu pingsan tak bisa menerima kenyataan bahwa orang yang mengisi hatinya selama ini telah tiada. Pergi meninggalkannya, kini hanya tinggal kenangan indah yang ada di benak Ayu. Kenangan itu akan selalu ada sampai ajal akan menjemputnya kelak. Itu janjinya kepada Deva saat mereka bersama dulu.

Sebulan setelah kematian Deva, Ayu masih merasa kehilangan. Dia merasa separuh dari jiwanya hilang. Dia tak berdaya. Dia hanya bisa menangis, menangis, dan menangis setiap hari. Tak makan, tak minum, tak tidur, dia hanya memikirkan Deva dan kenangan indahnya bersama Deva dahulu saat mereka masih bersama.

Suatu ketika saat Ayu bersedih, tiba-tiba….. Ayu terjatuh dari tempat duduknya, ia lemas karena sudah berhari-hari ia tidak makan dan minum sedikitpun. Mamanya khawatir dan segera melarikan Ayu ke Rumah Sakit ditemani mamanya Deva yang telah menganggap Ayu seperti anaknya sendiri. Tak lama Ayu diperiksa, dokter keluar dengan menggelengkan kepalanya.
“Bagaimana keadaan anak saya, Dok?” tanya mamanya.
“Maaf, Bu. Kami sudah melakukan yang terbaik untuk anak Ibu, tapi Tuhan berkehendak lain,” kata Dokter yang menangani Ayu.
“Maksud dokter Ayu telah tiada,” kata mamanya Deva.
“Iya, Bu. Maafkan kami. Keadaan Ayu sangat lemah. Hal ini terjadi mungkin karena ia tidak makan dan minum. Hingga kami tak bisa menyelamatkannya lagi,” kata dokter lagi.
Kedua mama itu menangis mereka telah kehilangan kedua orang yang paling berharga dalam hidup mereka, yaitu Deva dan Ayu.
“Mengapa akhirnya menjadi seperti ini,” keluh mamanya Ayu.
“ Mungkin ini kehendak Tuhan,” kata mamanya Deva.

Begitulah akhir dari kisah percintaan Deva dan Ayu. Meskipun akhirnya keduanya meninggal, tapi cinta yang telah mereka bina selama bertahun-tahun lamanya akan tetap bersemi dan tecatatat  dalam sejarah cinta, dan hanya bisa dimengerti oleh orang-orang yang telah mengenal dan mengerti apa itu CINTA.

~ TAMAT ~