PENGORBANAN CINTA
Deburan
ombak, semilir angin dan mentari yang sedang berjalan menuju peraduannya
menjadi saksi bisu kebersaman Ray dan Ify.
“Fy, aku
berharap cinta kamu gak akan pernah terbenam seperti matahari itu. Aku gak mau
hatiku menjadi gelap tanpa cintamu yang menerangi hidupku. Please, don’t leave me. Because, I can’t life without you.” Kata
Ray sambil memegang tangan Ify dengan eratnya.
“Ya Ray. Aku
janji. Selamanya cintaku hanya untukmu. Tak ada yang lain hanya kamu seorang. ‘Cause, I really really love you.” Jawab
Ify lembut. Ray tersenyum. Dia terlihat puas dengan jawaban kekasihnya itu.
Hari demi hari mereka lalui dengan penuh cinta. Panasnya sinar mentari,
dinginnya salju, dan dasyatnya badai tak mampu mengalahkan kekuatan cinta
mereka. Mereka sangat bahagia.
Suatu pagi,
ketika Ray tengah mengendarai motornya menuju ke sekolah. Tiba-tiba… Bruukk…!!!
Ray menabrak seseorang yang tengah berjalan kaki.
“Maaf aku
gak sengaja nabrak kamu. Kamu baik-baik aja kan, ?” Tanya Ray pada seorang
gadis yang ditabraknya.
“Aku
baik-baik saja. Hanya saja kakiku terasa sakit, tadi terkena ban sepedamu.”
Kata gadis itu.
“Aku
benar-benar minta maaf. Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit.” Ajak Ray
panik.
“Gak usah. Tolong
anterin aku pulang, karena kakiku sangat sakit” Kata gadis itu.
“Baiklah.
Aku akan mengantarkanmu.” Jawab Ray.
Disampainya
di rumah gadis yang bernama Sylla itu, Ray langsung mengobati luka-lukanya. Ray
tak henti-hentinya meminta maaf pada Sylla. Dia merasa sangat bersalah, hingga
Sylla sulit untuk berjalan karena kakinya terluka. Setiap hari Ray selalu
datang ke rumah Sylla untuk mengobati lukanya.
“Ray, kamu
gak perlu kesini tiap hari hanya untuk ngobatin aku. Aku gak mau ngerepotin
kamu” Kata Sylla.
“Aku
ngelakuin ini karena aku merasa bersalah sama kamu Sylla. Aku akan datang
setiap hari sampai lukamu benar-benar sembuh.” Sahut Ray.
“Tapi aku
merasa bersalah sama pacar kamu. Akhir-akhir ini kamu lebih sering disini
daripada ketemu sama pacar kamu.” Kata Sylla.
“Kamu gak
usah khawatir. Ify sangat mengerti keadaan aku sekarang. Bahkan dia sendiri
yang menyarankan aku untuk datang kesini.” Ray menjelaskan.
Rasa
bersalah Ray kepada Sylla membuat hari-harinya lebih sering dihabiskan untuk
menemani Sylla. Ray mulai merakan suatu hal yang berbeda saat dia bersama
Sylla. Benar. Ray mulai menyayangi Sylla. Bukan. Dia mencintainya.
“Apa yang
terjadi padaku? Entah kenapa aku merasa nyaman saat bersama Sylla. Apa benar
aku mencintainya? Tapi bagaimana dengan Ify. Apa aku masih mencintainya? Ya
Tuhan, hamba tak mengerti dengan perasaan hamba saat ini.” Kata Ray dalam hati
saat tengah menyuapi Sylla.
“Ray, kamu
kenapa?” pertanyaan Sylla membuyarkan lamunan Ray.
“Ti..ti..tidak.
Tidak ada apa-apa kok.” Jawab Ray terbata-bata.
“Kamu jangan
bohong Ray. Pasti kamu lagi mikirin sesuatu. Kamu lagi mikirin Ify ya?
Sebaiknya kamu pergi menemuinya.” Kata Sylla.
“Bukan
Sylla. Aku hanya sedang bingung dengan perasaanku sendiri.” Sahut Ray.
“Bingung
kenapa?” Tanya Sylla lagi.
“Aku rasa,
aku tidak mencintai Ify lagi. Aku telah mencintai orang lain. Aku mencintaimu
Sylla” Jawab Ray pelan. Sylla terkejut dengan jawaban Ray itu.
“Tapi
bagaimana dengan Ify?” Tanya Sylla.
“Aku akan
bicara padanya. Aku gak mau menyakitinya lebih jauh lagi. Tapi, bagaimana dengan
hatimu? Apa kamu juga mencintaiku?” sahut Ray.
“Tentu.
Selama ini aku sangat ingin menjadi satu-satunya orang yang kamu cintai. Aku
ingin menghapus bayang-bayang Ify di hidup kamu. Mungkin aku egois, tapi aku
benar-benar ingin memiliki kamu seutuhnya Ray.” Jelas Sylla.
“Sylla,
mulai detik ini. Nyawaku, nafasku, hatiku, denyut nadiku dan semua yang ada
pada diriku hanya untukmu Sylla. I love
you forever. I wanna be the last for
you.” Kata Ray yang seketika meluluhkan hati Sylla.
Sepulang
dari rumah Sylla, Ray langsung meluncur ke rumah Ify. Rencananya dia ingin
mengatakan yang sebenarnya pada Ify tentang hubungannya dengan Sylla dan
tentang perasaannya pada Ify saat ini. Ray merasa berat untuk mengatakannya.
Namun ini harus dia lakukan. Sesampainya di teras rumah. Ify menyambut Ray
dengan hati yang berbunga-bunga. Betapa tidak lelaki yang dicintainya datang
menemuinya. Tanpa ingin didahului oleh siapa pun Ray langsung memulai
pembicaraan.
“Ify sayang,
aku benar-benar minta maaf sama kamu. Aku rasa hubungan ini hanya sia-sia.
Cintaku telah berpaling darimu…”
“Stop…!!”
kata Ify memotong perkataan Ray lalu memeluk Ray dengan eratnya.
“Aku gak mau
denger kamu ngomong lagi Ray. Aku gak mau hal yang paling aku benci terjadi
malam ini. Sudah cukup aku merasakan pelukanmu. Aku tak ingin mendengarkan
perkataanmu lagi.” Kata Ify seraya mengusap air mata yang mulai membasahi
pipinya.
“Ify aku
mohon dengerin aku. Aku hanya gak mau nyakitin perasaan kamu lebih jauh lagi.
Aku tidak mencintaimu lagi. Hatiku telah kuberikan pada wanita lain. Maafin
aku, harus mengatakan hal ini sama kamu, Fy.” Jelas Ray sambil melepaskan
pelukan Ify.
“Tapi Ray
aku gak bisa kehilangan kamu. Sungguh aku sangat mencintaimu. Apa kamu tidak
ingat dengan janji kita dulu. Secepat itukah kamu melupakannya? Apa tak ada
sedikit saja kepingan hatimu yang tersisa untukku? Please, katakan padaku semua ini hanya mimpi Ray. Sebentar lagi
kita akan terbangun kan?” rintih Ify.
“Tidak, Fy.
Ini bukan mimpi, ini kenyataan yang harus kita jalani. Kita tidak bisa bersama
lagi. Aku harap kamu bisa maafin aku. Seperti dahulu, kamu selalu bisa memafkan
semua kesalahanku. Aku gak akan pernah melupakanmu. Selamat tinggal.” Kata Ray
dan langsung meninggalkan Ify sendirian. Hati Ify sangat hancur. Bak kapal laut
yang hancur diterpa badai yang dasyat. Kini semua kenangan indahnya bersama Ray
hancur begitu saja.
Setahun
kemuadian, Ify masih belum bisa melupakan Ray. Meski hubungan mereka telah
berakhir namun Ify tetap tidak bisa melupakan Ray. Cintanya begitu besar kepada
Ray hingga tak sedetik pun dalam hidupnya dia lalui tanpa memilikirkan Ray.
Disisi lain Ray dan Sylla masih bersama. Sebenarnya, Sylla tidak benar-benar
mencintai Ray. Sylla hanya memanfaatkan harta Ray untuk kepentingannya sendiri.
Dia juga telah memiliki seorang kekasih namun Ray tidak mengetahuinya. Tanpa
sadar Ray hanya dijadikan mesin ATM oleh Sylla. Mungkinkah Ray hanya belum
sadar dimanfaatkan seperti itu atau mungkin karena cinta Ray yang begitu besar?
Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu.
Suatu senja,
ketika Ray dan Sylla sedang bejalan-jalan di mall. Ray tiba-tiba pingsan. Sylla
terlihat panik. Karena Sylla tidak ingin susah oleh karena itu dia memutuskan
untuk meninggalkan Ray dan membiarkannya tergeletak di lantai mall. Memang
takdir tidak bisa ditebak. Ify melihatnya. Ify segera menolong Ray dan
membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya
di rumah sakit dokter langsung memeriksa keadaan Ray. Ify merasa sangat cemas
karena telah berjam-jam dokter belum juga keluar. “Apa yang sebenarnya terjadi
kepada Ray? Ya Tuhan sembuhkanlah segala penyakitnya.” Ujar Ify dalam hati.
Tiba-tiba dokter keluar.
“Dokter,
bagaimana keadaan teman saya?” Tanya Ify.
“Apa anda
belum tahu? Ginjal Ray rusak.
Sebernarnya dari dulu saya telah menganjurkan agar Ray menjalani pengobatan
namun Ray tidak mengindahkan anjuaran yang kami berikan. Sehingga sekarang
penyakitnya bertambah parah.” Jawab dokter.
“Lalu apa
yang harus dilakukan agar Ray bisa sembuh dokter?” Tanya Ify lagi.
“Kita harus
segera melakukan operasi. Namun hanya ada satu kendala.” Jawab dokter.
“Katakan
dokter? Saya akan membantu sebisa saya” kata Ify cemas.
“Kita perlu
orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya kepada Ray. Sehingga Ray bisa sembuh.
Tapi kita harus menemukannya dengan cepat. Meskipun dengan cuci darah keadaan
Ray bisa lebih baik tapi tidak bisa menjamin kesembuhannya. Jalan satu-satunya
adalah dengan melakukan operasi agar Ray bisa sembuh total.” Dokter menjelaskan
kepada Ify.
“Saya
bersedia mendonorkan ginjal saya kepada Ray, Dokter. Asalkan Ray bisa sembuh.”
“Baiklah.
Sebelumnya kami harus melakukan tes kecocokan ginjal anda dengan Ray. Setelah
itu baru bisa memutuskan langkah selanjutnya.” Sahut dokter.
“Baik
dokter.” Ify pun melakukan tes tersebut. Ify sangat berharap ginjalnya cocok
dengan Ray sehingga kesehatan Ray bisa pulih kembali dengan cepat. Ternyata
ginjal Ify dan Ray cocok sehingga operasi bisa segera dilakukan. Ify sangat
senang dia bisa membantu sosok lelaki yang sangat dicintainya.
Tibalah
saatnya operasi dilakukan. Ify menjalaninya dengan sepenuh hati dan tiada
henti-hentinya berdoa agar dia dan Ray bisa selamat dalam operasi kali ini.
Setiap usaha yang dijalani dengan iklas dan penuh doa ternyata menghasilkan
hasil yang memuaskan. Operasi berjalan dengan lancar serta Ify dan Ray pun selamat.
“Dokter
boleh saya tahu siapa orang baik yang telah mendonorkan ginjalnya kepada saya?”
Tanya Ray kepada dokter setelah dia smbuh dari penyakitnya.
“Apa
perempuan itu belum menemuai kamu? Dia orang yang membawa kamu saat kamu
pingsan di mall. Setiap hari dia selalu kesini menjengukmu. Apa kamu tidak
mengetahuinya?” seru dokter.
“Tidak
dokter, saya tidak tahu. Apa perempuan itu Sylla kekasih saya.?” Tanya Ray.
“Sylla?
Setahu saya namanya Ify bukan Sylla.” Jelas dokter. Ray terkejut. Ify,
perempuan yang pernah dia sakiti telah mendonorkan ginjalnya kepadanya.
Sedangkan Sylla pacarnya bahkan tidak pernah datang menjengukknya. Kini Ray
sadar, selama ini dia telah melakukan kesalahan yang sangat besar yaitu
menyakiti perasaan Ify hanya untuk Sylla. Setelah itu Ray segera pergi ke rumah
Ify untuk meminta maaf dan ingin menebus semua kesalahan yang pernah
dilakukannya kepada Ify. Sesampai di rumah Ify, Ray langsung memeluknya.
“Ify, aku
nyesel banget udah ninggalin kamu selama ini. Aku keliru lebih memilih Sylla
daripada kamu. Tapi sekarang aku sadar kamulah cinta sejati aku. meskipun aku
udah ninggalin kamu tapi kamu masih bersedia mendonorkan ginjalmu pada ku. Ify
aku mau minta maaf sama kamu, meski aku sadar itu sudah terlambat. Kamu mau kan
maafin aku?” kata Ray menangis sambil memeluk Ify dengan eratnya.
“Sebelum
kamu melakukan kesalahan aku udah maafin kamu, Ray. Jadi kamu gak usah merasa
bersalah seperti itu. Kamu inget kan janji aku dulu. Selamanya cintaku hanya
untukmu. Tak ada yang lain hanya kamu seorang. ‘Cause, I really really love you. Jadi aku akan selalu nepatin
janji aku itu untuk selalu mencintaimu.” Kata Ify seraya mengusap air mata Ray.
“Thanks
Ify. I’m promise. I will be the last for
you. Aku janji aku gak akan pernah nyakitin perasaan kamu lagi. We will
together forever. Aku ingin menjalani sisa hidupku denganmu. Kamu bersedia kan
Ify?” harap Ray.
“Tentu”
jawab Ify singkat. Mereka pun bahagia selamanya.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar