Sekarang dia genap 3 bulan tinggal jauh dariku, tidak menemani hari-hariku,
tidak bisa menemaniku pergi, tidak menyeka air mataku saat aku bersedih, tidak
bisa membelaku ketika aku tersakiti. Meski bulan desember masih 2 bulan lagi
tapi rasa kangen ku dengannya seperti tidak bisa ditangguhkan lagi. Memang
setiap hari kami selalu berkomunikasi, berkirim pesan ataupun berbicara lewat
telepon. Tapi rasa kangen itu tetap saja tak bisa beranjak ataupun terobati.
Siang itu tanggal, aku datang ke rumahnya bersama teman-teman
karena aku tak ingin melewatkan kesempatan terakhirku untuk bersamanya
mengingat kami akan berpisah dalam waktu yang cukup lama menurutku. Aku
disambut baik dirumahnya. Aku tersenyum melihatnya. Dia juga. Tapi jujur,
sekitar 2 jam-an aku dirumahnya sebelum dia terbang, hatiku
terasa tercabik-cabik. Ingin rasanya aku menahannya untuk pergi, memegangi
tangannya, memeluknya agar dia tak bisa beranjak apalagi pergi jauh dariku.
Disisi lain aku tak ingin merusak impiannya. Itu
sama saja aku memotong sayap burung, burung tersebut memang tidak akan lari
tapi burung tanpa sayap bukan burung lagi dan manusia tanpa mimpi sudah bukan
manusia lagi. Dia mempunyai semangat dan keyakinan yang sangat kuat untuk
menjalani dan mengejar mimpinya itu, dan aku harus mendukungnya sekalipun aku
harus terpisah dulu darinya. Tapi aku akan tetap tersenyum dan mendukung apapun
yang dia lakukan. Dia adalah satu – satunya pria yang bisa membuatku tersenyum
bahagia dan merasa menjadi wanita sempurna karena dia yang telah mengenalkanku
dengan suatu hal yang sangat luar biasa, yaitu cinta. Aku memang tak bisa
mendeskripsikan apa itu cinta yang sesungguhnya. Yang aku tahu aku tak bisa
tanpanya. Aku selalu enggan melakukan apapun jika dia tak ada dibelakangku. Dia
seperti bulan dan aku seperti bumi. Jika bulan tak ada, bumi akan gelap gulita saat
malam memeluk. Begitu juga aku akan buta jika tanpa sinar darinya yang selalu meletupkan
semangatku untuk menjalani hari demi hari. Sore itu, aku
mengikutinya menunggu bus. Tapi yang membuatku sangat sedih adalah aku datang
tepat saat bus yang dinaikinya datang. Dia menghampiriku. Aku tak bisa
melontarkan apapun hanya cucuran air mata yang bisa menjelaskan perasaanku saat
itu. Saat itu aku sadar inilah saat yang tepat aku menunjukkan
keseriusanku padanya. Pria yang baik, dibelakangnya pasti ada wanita yang hebat.
Dan aku ingin menjadi salah satu wanita hebat itu. Aku harap ini akan
membuatnya semakin sayang kepadaku. Dia naik bus, melambaikan tangan dan sempat tersenyum padaku. Ya
Tuhan aku tak kuasa membendung air mata ini lagi. Bus berjalan dan aku pulang
kerumah, sepanjang perjalanan air mataku terus menetes dibenakku mulai terputar
kisah – kisah indah yang kujalani dengannya. Semua itu terlalu indah hingga aku
berat melepasnya pergi. Tapi aku tahu aku tidak boleh egois, ini demi
kebaikannya, dan aku harus mendukungnya. Aku mencintainya karena suatu alasan
yang tidak bisa ku jelaskan . Ketika dia pergi, aku kehilangan, juga dengan
suatu alasan yang tidak bisa kujelaskan. 5 bulan aku mengikat tali kasih
dengannya, dan 3 bulan berada jauh darinya membuatku mengerti suatu hal yaitu
ARTI SEBUAH KERINDUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar