Kemarin tepatnya 6 bulan, sekarang 211 hari setelah kepergiannya. Dia seorang teman, seorang sahabat, seorang adik, kadangkala dia menjadi seorang kakak, dia juga seorang guru bagiku. Dia bisa menjadi apapun. Meski pikirannya lebih dewasa dari usianya yang belum genap 13 tahun kala itu namun dia bisa mengajarkanku berbagai hal mulai dari hidup untuk berbagi, berkorban demi keluarga, tak pernah membedakan siapapun, dan selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam keadaan apapun. Dan kepergiannya pun disebabkan dia menolong temannya meskipun nyawanya menjadi taruhan. Dan itu tetap dia lakukan.
Hari itu Jumat, 22 Maret 2013 untuk pertama kalinya aku benar-benar merasa kehilangan. Karena sejak aku mulai bisa bernafas, aku belum pernah merasakan sakit yang luar biasa saat kehilangan seseorang. Mungkin memang benar, seseorang akan terasa sangat berarti apabila kita telah kehilangannya.
Dia adik sepupuku. Dari kecil aku selalu bersamanya. Bermain. Tertawa. Menangis. Bercerita dan berbagi tentang banyak hal. Semenjak dia tak ada, aku berusaha menyimpan semua kenangan ku dengannya rapat-rapat. Semua itu tak mudah, air mataku selalu jatuh setiap teringat dengannya. Sedikit demi sedikit aku mulai belajar tanpanya. Kembali menata serpihan hatiku yang sempat rapuh saat kepergiannya. Dan meski raganya telah pergi jauh, tapi aku tetap berharap dia dan kenangan indahnya bersamaku akan selalu ada di dalam hatiku :)
Life Is Fun
Cari Blog Ini
Sabtu, 19 Oktober 2013
Jumat, 18 Oktober 2013
ARTI SEBUAH KERINDUAN
Sekarang dia genap 3 bulan tinggal jauh dariku, tidak menemani hari-hariku,
tidak bisa menemaniku pergi, tidak menyeka air mataku saat aku bersedih, tidak
bisa membelaku ketika aku tersakiti. Meski bulan desember masih 2 bulan lagi
tapi rasa kangen ku dengannya seperti tidak bisa ditangguhkan lagi. Memang
setiap hari kami selalu berkomunikasi, berkirim pesan ataupun berbicara lewat
telepon. Tapi rasa kangen itu tetap saja tak bisa beranjak ataupun terobati.
Siang itu tanggal, aku datang ke rumahnya bersama teman-teman
karena aku tak ingin melewatkan kesempatan terakhirku untuk bersamanya
mengingat kami akan berpisah dalam waktu yang cukup lama menurutku. Aku
disambut baik dirumahnya. Aku tersenyum melihatnya. Dia juga. Tapi jujur,
sekitar 2 jam-an aku dirumahnya sebelum dia terbang, hatiku
terasa tercabik-cabik. Ingin rasanya aku menahannya untuk pergi, memegangi
tangannya, memeluknya agar dia tak bisa beranjak apalagi pergi jauh dariku.
Disisi lain aku tak ingin merusak impiannya. Itu
sama saja aku memotong sayap burung, burung tersebut memang tidak akan lari
tapi burung tanpa sayap bukan burung lagi dan manusia tanpa mimpi sudah bukan
manusia lagi. Dia mempunyai semangat dan keyakinan yang sangat kuat untuk
menjalani dan mengejar mimpinya itu, dan aku harus mendukungnya sekalipun aku
harus terpisah dulu darinya. Tapi aku akan tetap tersenyum dan mendukung apapun
yang dia lakukan. Dia adalah satu – satunya pria yang bisa membuatku tersenyum
bahagia dan merasa menjadi wanita sempurna karena dia yang telah mengenalkanku
dengan suatu hal yang sangat luar biasa, yaitu cinta. Aku memang tak bisa
mendeskripsikan apa itu cinta yang sesungguhnya. Yang aku tahu aku tak bisa
tanpanya. Aku selalu enggan melakukan apapun jika dia tak ada dibelakangku. Dia
seperti bulan dan aku seperti bumi. Jika bulan tak ada, bumi akan gelap gulita saat
malam memeluk. Begitu juga aku akan buta jika tanpa sinar darinya yang selalu meletupkan
semangatku untuk menjalani hari demi hari. Sore itu, aku
mengikutinya menunggu bus. Tapi yang membuatku sangat sedih adalah aku datang
tepat saat bus yang dinaikinya datang. Dia menghampiriku. Aku tak bisa
melontarkan apapun hanya cucuran air mata yang bisa menjelaskan perasaanku saat
itu. Saat itu aku sadar inilah saat yang tepat aku menunjukkan
keseriusanku padanya. Pria yang baik, dibelakangnya pasti ada wanita yang hebat.
Dan aku ingin menjadi salah satu wanita hebat itu. Aku harap ini akan
membuatnya semakin sayang kepadaku. Dia naik bus, melambaikan tangan dan sempat tersenyum padaku. Ya
Tuhan aku tak kuasa membendung air mata ini lagi. Bus berjalan dan aku pulang
kerumah, sepanjang perjalanan air mataku terus menetes dibenakku mulai terputar
kisah – kisah indah yang kujalani dengannya. Semua itu terlalu indah hingga aku
berat melepasnya pergi. Tapi aku tahu aku tidak boleh egois, ini demi
kebaikannya, dan aku harus mendukungnya. Aku mencintainya karena suatu alasan
yang tidak bisa ku jelaskan . Ketika dia pergi, aku kehilangan, juga dengan
suatu alasan yang tidak bisa kujelaskan. 5 bulan aku mengikat tali kasih
dengannya, dan 3 bulan berada jauh darinya membuatku mengerti suatu hal yaitu
ARTI SEBUAH KERINDUAN
Sabtu, 12 Oktober 2013
Is the best
Hari ini 12 Oktober 2013 .
Kembali terukir sebuah kenangan bersama teman - teman . Aku senang dan sangat menikmati semuanya . Tetapi jujur, aku semakin takut jikalau tiba waktu perpisahan dimana kami akan jauh, jarang untuk bertemu bahkan tertawa bersama lagi. Semakin banyak kenangan yang terukir maka semakin sulit juga untuk mengenal perpisahan.
Tadi itu, semuanya begitu indah dan sangat original. Tertawa, bercanda, semua tak bisa dibeli. Semua terlahir dari hati berteman ketulusan. Semuanya indah, indah sekali.
Kisah kasih masa SMA. Lucunya, sedihnya, asiknya, keselnya, jengkelnya, malu-maluinnya. semuanya pasti bakalan ngangenin banget buat dijalanin.
Temen - temen ku yang selalu ada buat aku. The Green Jomblo. Si Candra ( Dadong ) yang sok bijak tapi gak bisa bijak'in diri nya sendiri; paling kesel kalo diajak ngomongin hidung; dan paling pinter. Si Mang Sri ( Jengkelin ) yang kocak; suka malu-malu'in; konyol; PD gilaa; suka ngupil. Si kartika yang hidungnya paling mancung; nyebelin; kocak. Si Melani yang lidahnya tajem amat kayak pisau belati. Si Ivan ( Oneng ) yang kata orang T O L O L alias tolol; punya banyak masalah tentang percintaan; dan paling dewasa (tua) diantara kita.
Selain itu, Ada Si Tikok, Si Yogik, Si Kusha, Si Juana, Si Prof. Gagun. Dan masih banyak lagi yang jika disebutin bisa gak kelar-kelar ini tulisan. Dan tangan ku pasti keriting dibuatnya. :D
Kembali ke kata perpisahan. Aku pernah ngalamin pisah sama orang yang aku cinta. Meski hanya untuk sementara waktu tapi itu (jujur) juga sangat menyakitkan jika dikenang. Namanya Wawan Santika, dia cowok terkece yang pernah aku kenal. Aku nyaman didekatnya. Si bodo yang selalu bikin aku ketawa jumpalitan. Selalu bikin aku senyum. Si bawel yang selalu ngoceh kalo aku lupa makan. Kenapa aku mencintainya ? Aku mencintainya dengan alasan yang tidak bisa kujelaskan. Ketika berpisah, aku kehilangan juga dengan alasan yang tidak bisa ku jelaskan. Semoga dia menjadi yang terakhir.
Kembali terukir sebuah kenangan bersama teman - teman . Aku senang dan sangat menikmati semuanya . Tetapi jujur, aku semakin takut jikalau tiba waktu perpisahan dimana kami akan jauh, jarang untuk bertemu bahkan tertawa bersama lagi. Semakin banyak kenangan yang terukir maka semakin sulit juga untuk mengenal perpisahan.
Tadi itu, semuanya begitu indah dan sangat original. Tertawa, bercanda, semua tak bisa dibeli. Semua terlahir dari hati berteman ketulusan. Semuanya indah, indah sekali.
Kisah kasih masa SMA. Lucunya, sedihnya, asiknya, keselnya, jengkelnya, malu-maluinnya. semuanya pasti bakalan ngangenin banget buat dijalanin.
Temen - temen ku yang selalu ada buat aku. The Green Jomblo. Si Candra ( Dadong ) yang sok bijak tapi gak bisa bijak'in diri nya sendiri; paling kesel kalo diajak ngomongin hidung; dan paling pinter. Si Mang Sri ( Jengkelin ) yang kocak; suka malu-malu'in; konyol; PD gilaa; suka ngupil. Si kartika yang hidungnya paling mancung; nyebelin; kocak. Si Melani yang lidahnya tajem amat kayak pisau belati. Si Ivan ( Oneng ) yang kata orang T O L O L alias tolol; punya banyak masalah tentang percintaan; dan paling dewasa (tua) diantara kita.
Selain itu, Ada Si Tikok, Si Yogik, Si Kusha, Si Juana, Si Prof. Gagun. Dan masih banyak lagi yang jika disebutin bisa gak kelar-kelar ini tulisan. Dan tangan ku pasti keriting dibuatnya. :D
Kembali ke kata perpisahan. Aku pernah ngalamin pisah sama orang yang aku cinta. Meski hanya untuk sementara waktu tapi itu (jujur) juga sangat menyakitkan jika dikenang. Namanya Wawan Santika, dia cowok terkece yang pernah aku kenal. Aku nyaman didekatnya. Si bodo yang selalu bikin aku ketawa jumpalitan. Selalu bikin aku senyum. Si bawel yang selalu ngoceh kalo aku lupa makan. Kenapa aku mencintainya ? Aku mencintainya dengan alasan yang tidak bisa kujelaskan. Ketika berpisah, aku kehilangan juga dengan alasan yang tidak bisa ku jelaskan. Semoga dia menjadi yang terakhir.
Kamis, 10 Oktober 2013
Inilah GUE
Udah lama gue gak buka blog ini. Dan sekarang gue tiba - tiba nongol gitu aje :) Bukan karna gue lupa, tapi gue emang gak ada waktu senggang. Banyak kegiatan sekolah yang mau gak mau harus gue jalanin. Tapi hari ini gue sempetin buat ngenalin siapa diri gue. Menurut akte kelahiran yang gue punya nama gue Luh Gde Dyah Larazathi Tri Rahayu, biasa disapa Dyah. Gue hanya seorang gadis biasa yang tak bisa lepas dari arus keduniawian. Gue adalah tipe orang yang katanya judes, tapi menurut gue itu hanya nonsense. Sebenernya gue welcome kok, coba aja. Tapi gue akuin, gue susah bergaul sama orang yang baru gue kenal. Jangankan basa-basi, senyum pun kadang gue enggan. Gue orangnya cuek, cuek banget. Tapi, kalo gue udah sayang sama seseorang entah itu keluarga, sahabat, pacar, teman atau musuh. Gue pasti selalu ada buat mereka. Menurut gue musuh juga perlu disayangin, karena berkat dia/mereka hidup kita jadi lebih berirama. Pahit manisnya hidup bisa kita dapatkan dari orang-orang terdekat kita, termasuk musuh. Gue paling benci sama yang namanya kebohongan. Meskipun gue bukan tipe orang yang pendendam, tapi kebohongan itu adalah salah satu hal yang membuat gue menambah banyak dosa. Karena gue bisa ngelakuin hal di ambang normal meskipun itu manusiawi, yaitu sulit untuk memaafkan orang yang melakukan kebohongan itu. Gue orangnya santai gak suka basa-basi. Penampilan acak adul sering ketinggalan trend, yang untuk seorang gadis disebut tak ada sisi feminimnya. Ya, inilah gue lengkap dengan segala kekurangan yang gue punya. Begitu sederhana dan tak pantas untuk di banggakan Setiap titik dan goresan tak ada yang begitu indah. Gue hadir bukan untuk membuat masalah di dunia, juga bukan menambah sesaknya dunia ataupun untuk menambah kadar CO2 di udara. Gue hadir untuk berbagi, gue hadir untuk menikmati dunia yang indah ini. Bernafas dan melihat kekejaman dunia yang tak dapat gue taklukan. Menanti hari esok dan bermimpi untuk masa depan :)
Senin, 06 Agustus 2012
Cerpen Cinta "Pengorbanan Cinta"
PENGORBANAN CINTA
Deburan
ombak, semilir angin dan mentari yang sedang berjalan menuju peraduannya
menjadi saksi bisu kebersaman Ray dan Ify.
“Fy, aku
berharap cinta kamu gak akan pernah terbenam seperti matahari itu. Aku gak mau
hatiku menjadi gelap tanpa cintamu yang menerangi hidupku. Please, don’t leave me. Because, I can’t life without you.” Kata
Ray sambil memegang tangan Ify dengan eratnya.
“Ya Ray. Aku
janji. Selamanya cintaku hanya untukmu. Tak ada yang lain hanya kamu seorang. ‘Cause, I really really love you.” Jawab
Ify lembut. Ray tersenyum. Dia terlihat puas dengan jawaban kekasihnya itu.
Hari demi hari mereka lalui dengan penuh cinta. Panasnya sinar mentari,
dinginnya salju, dan dasyatnya badai tak mampu mengalahkan kekuatan cinta
mereka. Mereka sangat bahagia.
Suatu pagi,
ketika Ray tengah mengendarai motornya menuju ke sekolah. Tiba-tiba… Bruukk…!!!
Ray menabrak seseorang yang tengah berjalan kaki.
“Maaf aku
gak sengaja nabrak kamu. Kamu baik-baik aja kan, ?” Tanya Ray pada seorang
gadis yang ditabraknya.
“Aku
baik-baik saja. Hanya saja kakiku terasa sakit, tadi terkena ban sepedamu.”
Kata gadis itu.
“Aku
benar-benar minta maaf. Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit.” Ajak Ray
panik.
“Gak usah. Tolong
anterin aku pulang, karena kakiku sangat sakit” Kata gadis itu.
“Baiklah.
Aku akan mengantarkanmu.” Jawab Ray.
Disampainya
di rumah gadis yang bernama Sylla itu, Ray langsung mengobati luka-lukanya. Ray
tak henti-hentinya meminta maaf pada Sylla. Dia merasa sangat bersalah, hingga
Sylla sulit untuk berjalan karena kakinya terluka. Setiap hari Ray selalu
datang ke rumah Sylla untuk mengobati lukanya.
“Ray, kamu
gak perlu kesini tiap hari hanya untuk ngobatin aku. Aku gak mau ngerepotin
kamu” Kata Sylla.
“Aku
ngelakuin ini karena aku merasa bersalah sama kamu Sylla. Aku akan datang
setiap hari sampai lukamu benar-benar sembuh.” Sahut Ray.
“Tapi aku
merasa bersalah sama pacar kamu. Akhir-akhir ini kamu lebih sering disini
daripada ketemu sama pacar kamu.” Kata Sylla.
“Kamu gak
usah khawatir. Ify sangat mengerti keadaan aku sekarang. Bahkan dia sendiri
yang menyarankan aku untuk datang kesini.” Ray menjelaskan.
Rasa
bersalah Ray kepada Sylla membuat hari-harinya lebih sering dihabiskan untuk
menemani Sylla. Ray mulai merakan suatu hal yang berbeda saat dia bersama
Sylla. Benar. Ray mulai menyayangi Sylla. Bukan. Dia mencintainya.
“Apa yang
terjadi padaku? Entah kenapa aku merasa nyaman saat bersama Sylla. Apa benar
aku mencintainya? Tapi bagaimana dengan Ify. Apa aku masih mencintainya? Ya
Tuhan, hamba tak mengerti dengan perasaan hamba saat ini.” Kata Ray dalam hati
saat tengah menyuapi Sylla.
“Ray, kamu
kenapa?” pertanyaan Sylla membuyarkan lamunan Ray.
“Ti..ti..tidak.
Tidak ada apa-apa kok.” Jawab Ray terbata-bata.
“Kamu jangan
bohong Ray. Pasti kamu lagi mikirin sesuatu. Kamu lagi mikirin Ify ya?
Sebaiknya kamu pergi menemuinya.” Kata Sylla.
“Bukan
Sylla. Aku hanya sedang bingung dengan perasaanku sendiri.” Sahut Ray.
“Bingung
kenapa?” Tanya Sylla lagi.
“Aku rasa,
aku tidak mencintai Ify lagi. Aku telah mencintai orang lain. Aku mencintaimu
Sylla” Jawab Ray pelan. Sylla terkejut dengan jawaban Ray itu.
“Tapi
bagaimana dengan Ify?” Tanya Sylla.
“Aku akan
bicara padanya. Aku gak mau menyakitinya lebih jauh lagi. Tapi, bagaimana dengan
hatimu? Apa kamu juga mencintaiku?” sahut Ray.
“Tentu.
Selama ini aku sangat ingin menjadi satu-satunya orang yang kamu cintai. Aku
ingin menghapus bayang-bayang Ify di hidup kamu. Mungkin aku egois, tapi aku
benar-benar ingin memiliki kamu seutuhnya Ray.” Jelas Sylla.
“Sylla,
mulai detik ini. Nyawaku, nafasku, hatiku, denyut nadiku dan semua yang ada
pada diriku hanya untukmu Sylla. I love
you forever. I wanna be the last for
you.” Kata Ray yang seketika meluluhkan hati Sylla.
Sepulang
dari rumah Sylla, Ray langsung meluncur ke rumah Ify. Rencananya dia ingin
mengatakan yang sebenarnya pada Ify tentang hubungannya dengan Sylla dan
tentang perasaannya pada Ify saat ini. Ray merasa berat untuk mengatakannya.
Namun ini harus dia lakukan. Sesampainya di teras rumah. Ify menyambut Ray
dengan hati yang berbunga-bunga. Betapa tidak lelaki yang dicintainya datang
menemuinya. Tanpa ingin didahului oleh siapa pun Ray langsung memulai
pembicaraan.
“Ify sayang,
aku benar-benar minta maaf sama kamu. Aku rasa hubungan ini hanya sia-sia.
Cintaku telah berpaling darimu…”
“Stop…!!”
kata Ify memotong perkataan Ray lalu memeluk Ray dengan eratnya.
“Aku gak mau
denger kamu ngomong lagi Ray. Aku gak mau hal yang paling aku benci terjadi
malam ini. Sudah cukup aku merasakan pelukanmu. Aku tak ingin mendengarkan
perkataanmu lagi.” Kata Ify seraya mengusap air mata yang mulai membasahi
pipinya.
“Ify aku
mohon dengerin aku. Aku hanya gak mau nyakitin perasaan kamu lebih jauh lagi.
Aku tidak mencintaimu lagi. Hatiku telah kuberikan pada wanita lain. Maafin
aku, harus mengatakan hal ini sama kamu, Fy.” Jelas Ray sambil melepaskan
pelukan Ify.
“Tapi Ray
aku gak bisa kehilangan kamu. Sungguh aku sangat mencintaimu. Apa kamu tidak
ingat dengan janji kita dulu. Secepat itukah kamu melupakannya? Apa tak ada
sedikit saja kepingan hatimu yang tersisa untukku? Please, katakan padaku semua ini hanya mimpi Ray. Sebentar lagi
kita akan terbangun kan?” rintih Ify.
“Tidak, Fy.
Ini bukan mimpi, ini kenyataan yang harus kita jalani. Kita tidak bisa bersama
lagi. Aku harap kamu bisa maafin aku. Seperti dahulu, kamu selalu bisa memafkan
semua kesalahanku. Aku gak akan pernah melupakanmu. Selamat tinggal.” Kata Ray
dan langsung meninggalkan Ify sendirian. Hati Ify sangat hancur. Bak kapal laut
yang hancur diterpa badai yang dasyat. Kini semua kenangan indahnya bersama Ray
hancur begitu saja.
Setahun
kemuadian, Ify masih belum bisa melupakan Ray. Meski hubungan mereka telah
berakhir namun Ify tetap tidak bisa melupakan Ray. Cintanya begitu besar kepada
Ray hingga tak sedetik pun dalam hidupnya dia lalui tanpa memilikirkan Ray.
Disisi lain Ray dan Sylla masih bersama. Sebenarnya, Sylla tidak benar-benar
mencintai Ray. Sylla hanya memanfaatkan harta Ray untuk kepentingannya sendiri.
Dia juga telah memiliki seorang kekasih namun Ray tidak mengetahuinya. Tanpa
sadar Ray hanya dijadikan mesin ATM oleh Sylla. Mungkinkah Ray hanya belum
sadar dimanfaatkan seperti itu atau mungkin karena cinta Ray yang begitu besar?
Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu.
Suatu senja,
ketika Ray dan Sylla sedang bejalan-jalan di mall. Ray tiba-tiba pingsan. Sylla
terlihat panik. Karena Sylla tidak ingin susah oleh karena itu dia memutuskan
untuk meninggalkan Ray dan membiarkannya tergeletak di lantai mall. Memang
takdir tidak bisa ditebak. Ify melihatnya. Ify segera menolong Ray dan
membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya
di rumah sakit dokter langsung memeriksa keadaan Ray. Ify merasa sangat cemas
karena telah berjam-jam dokter belum juga keluar. “Apa yang sebenarnya terjadi
kepada Ray? Ya Tuhan sembuhkanlah segala penyakitnya.” Ujar Ify dalam hati.
Tiba-tiba dokter keluar.
“Dokter,
bagaimana keadaan teman saya?” Tanya Ify.
“Apa anda
belum tahu? Ginjal Ray rusak.
Sebernarnya dari dulu saya telah menganjurkan agar Ray menjalani pengobatan
namun Ray tidak mengindahkan anjuaran yang kami berikan. Sehingga sekarang
penyakitnya bertambah parah.” Jawab dokter.
“Lalu apa
yang harus dilakukan agar Ray bisa sembuh dokter?” Tanya Ify lagi.
“Kita harus
segera melakukan operasi. Namun hanya ada satu kendala.” Jawab dokter.
“Katakan
dokter? Saya akan membantu sebisa saya” kata Ify cemas.
“Kita perlu
orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya kepada Ray. Sehingga Ray bisa sembuh.
Tapi kita harus menemukannya dengan cepat. Meskipun dengan cuci darah keadaan
Ray bisa lebih baik tapi tidak bisa menjamin kesembuhannya. Jalan satu-satunya
adalah dengan melakukan operasi agar Ray bisa sembuh total.” Dokter menjelaskan
kepada Ify.
“Saya
bersedia mendonorkan ginjal saya kepada Ray, Dokter. Asalkan Ray bisa sembuh.”
“Baiklah.
Sebelumnya kami harus melakukan tes kecocokan ginjal anda dengan Ray. Setelah
itu baru bisa memutuskan langkah selanjutnya.” Sahut dokter.
“Baik
dokter.” Ify pun melakukan tes tersebut. Ify sangat berharap ginjalnya cocok
dengan Ray sehingga kesehatan Ray bisa pulih kembali dengan cepat. Ternyata
ginjal Ify dan Ray cocok sehingga operasi bisa segera dilakukan. Ify sangat
senang dia bisa membantu sosok lelaki yang sangat dicintainya.
Tibalah
saatnya operasi dilakukan. Ify menjalaninya dengan sepenuh hati dan tiada
henti-hentinya berdoa agar dia dan Ray bisa selamat dalam operasi kali ini.
Setiap usaha yang dijalani dengan iklas dan penuh doa ternyata menghasilkan
hasil yang memuaskan. Operasi berjalan dengan lancar serta Ify dan Ray pun selamat.
“Dokter
boleh saya tahu siapa orang baik yang telah mendonorkan ginjalnya kepada saya?”
Tanya Ray kepada dokter setelah dia smbuh dari penyakitnya.
“Apa
perempuan itu belum menemuai kamu? Dia orang yang membawa kamu saat kamu
pingsan di mall. Setiap hari dia selalu kesini menjengukmu. Apa kamu tidak
mengetahuinya?” seru dokter.
“Tidak
dokter, saya tidak tahu. Apa perempuan itu Sylla kekasih saya.?” Tanya Ray.
“Sylla?
Setahu saya namanya Ify bukan Sylla.” Jelas dokter. Ray terkejut. Ify,
perempuan yang pernah dia sakiti telah mendonorkan ginjalnya kepadanya.
Sedangkan Sylla pacarnya bahkan tidak pernah datang menjengukknya. Kini Ray
sadar, selama ini dia telah melakukan kesalahan yang sangat besar yaitu
menyakiti perasaan Ify hanya untuk Sylla. Setelah itu Ray segera pergi ke rumah
Ify untuk meminta maaf dan ingin menebus semua kesalahan yang pernah
dilakukannya kepada Ify. Sesampai di rumah Ify, Ray langsung memeluknya.
“Ify, aku
nyesel banget udah ninggalin kamu selama ini. Aku keliru lebih memilih Sylla
daripada kamu. Tapi sekarang aku sadar kamulah cinta sejati aku. meskipun aku
udah ninggalin kamu tapi kamu masih bersedia mendonorkan ginjalmu pada ku. Ify
aku mau minta maaf sama kamu, meski aku sadar itu sudah terlambat. Kamu mau kan
maafin aku?” kata Ray menangis sambil memeluk Ify dengan eratnya.
“Sebelum
kamu melakukan kesalahan aku udah maafin kamu, Ray. Jadi kamu gak usah merasa
bersalah seperti itu. Kamu inget kan janji aku dulu. Selamanya cintaku hanya
untukmu. Tak ada yang lain hanya kamu seorang. ‘Cause, I really really love you. Jadi aku akan selalu nepatin
janji aku itu untuk selalu mencintaimu.” Kata Ify seraya mengusap air mata Ray.
“Thanks
Ify. I’m promise. I will be the last for
you. Aku janji aku gak akan pernah nyakitin perasaan kamu lagi. We will
together forever. Aku ingin menjalani sisa hidupku denganmu. Kamu bersedia kan
Ify?” harap Ray.
“Tentu”
jawab Ify singkat. Mereka pun bahagia selamanya.
TAMAT
CERITA storytelling "ELINA AND A SNAKE
Elina And A
Snake
Long, long time ago lived a poor and nice
orphan. Her named was Elina. She worked in Maria’s house, a rich woman. Maria
had a daughter named Mayang. They always asked Elina to work hard. Sometimes,
Elina didn’t got enough food but she helpless because she didn’t had any other
place to stay.
One day, when Elina wash her clothes in a river, she saw
a big snake swimming toward her. But, she didn’t run because she saw the snake
bleed. She felt pity for the snake and brought it home.
Then, something strange happened, a piece of the snake’s
skin removed. Amazing, the skin changed into gold. Every day it remove and
always changed into gold. One day she sold all the gold and it made her rich.
So she didn’t work for Maria again. Then she bought a big house and brought the
snake to stay with her.
Maria and mayang was very jealous, and then they went to
Elina’s house and they saw her was healed a snake, they throught the snake gave
the wealth to Elina. Afterthat, they went to the river. Finally she saw a snake
but they didn’t know the snake was poison. And the snake bit her. So they were died.
Meanwhile, the wounded snake in Elina’s house was heal.
Amazingly, it changed into a handsome man.
“Thanks Elina you healed me. Actually I’m a prince who
was cursed by a witch to change into a snake. For your kind heart, I want to
marry you. Will you marry me? Said the prince and he sang a song.
“I will be, all that you want, and get myself together,
coz you keep me from falling apart, all my life, I’ll be with you forever, to
get through the day, and make everything okay.” The prince sang. “Once again
Elina, will you marry me? Asked the prince. Elina only smiled and nod her head.
Finally they married and happy forever.
CERPEN Detik Terakhir
Detik Terakhir
“Gue nggak
ngerti kenapa Deva tiba-tiba mutusin gue, apa dia emang udah gak sayang lagi
ama gue? Atau mungkin Deva suka sama cewek lain? Tapi siapa cewek itu?” kata
Ayu, yang baru saja diputusin oleh Deva pacarnya. Mereka memang sudah lama
pacaran, tapi Ayu bingung kenapa tiba-tiba Deva mengambil keputusan untuk putus
darinya. Padahal Ayu sangat mencintai Deva, dan ia tak mau putus darinya.
Esoknya, setelah Ayu putus dari
Deva. Ayu berangkat ke sekolah dengan perasaan yang kacau. Raut mukanya
melukiskan hatinya yang kosong, kini Ayu hanya bisa mengenang masa-masa
bahagianya dengan Deva dulu. Tiba-tiba ia mendengar teriakan yang memanggil
namanya.
“Ayu…..Ayu….” Ayu menoleh kebelakang
mencoba mencari suara teriakan itu. Dan ia melihat sahabatnya, Olive. Ayu dan
Olive memang bersahabat sejak hari pertama mereka masuk ke SMU tepatnya saat
MOS.
“Ayu loe beneran putus ama Deva
kemarin? Terus kenapa Deva mutusin loe? Loe ama Deva kan udah pacaran dari dulu kenapa bisa
kandas gitu aja? Loe terima diputusin gitu aja ama Deva? Loe masih cinta kan ama
Deva?” tanya Olive bertubi-tubi pada Ayu sahabatnya itu.
“Aduh loe bikin gue makin pusing aja
deh, Liv” kata Ayu.
“Ih, loe tinggal jawab aja susah amat
sih,” sahut Olive.
“Iya, loe bawel banget,” sambung Ayu
makin terlihat sedih.
“Cepet gue penasaran nih,” jawab
Olive.
“Iya, gue udah putus ama Deva. Tapi
gue gak tahu kenapa Deva mutusin gue. Sebenernya gue masih sayang ama Deva.
Hati gue rasanya hancur berkeping-keping, Liv,” kata Ayu sambil meneteskan air
mata.
“Loe sabar ya, Yu gue pasti bantuin
loe, supaya loe bisa balikan lagi ama Deva. Gue juga yakin Deva pasti juga
masih sayang kok sama loe.” kata Olive menenangkan Ayu.
“Makasih ya, Liv loe emang sohib gue
yang paling baik sedunia,” jawab Ayu.
Satu bulan telah berlalu, perasaan
Ayu semakin gelisah, karena setelah ia putus dengan Deva, Deva tidak pernah
hadir disekolah, Deva selalu absen selama satu bulan penuh. Ayu makin khawatir
jikalau Deva kenapa-napa.
“Duh, Deva gak masuk lagi,” gerutu
Ayu dalam hati.
“Kenapa loe? Lagi mikirin pangeran
loe ya?” tanya Olive yang dari tadi melihat Ayu melamun.
“Iya, nih. Dia kok nggak masuk lagi,
sekarang udah sebulan dia gak masuk. Apa dia pindah sekolah ya?” kata Ayu.
“Ah, nggak mungkin di papan absen
tertulis kalau Deva gak masuk karena izin keluar kota, jadi Deva gak mungkin pindah sekolah.
Tapi, kalau Deva pindah sekolah pasti ada pemberitahuan dari Bapak Kepala
Sekolah,” jawab Olive.
“Loe bener juga, Liv. Tapi kenapa
keluar kotanya lama banget ya?,” kata Ayu lagi.
“Mungkin acaranya penting kali,”
jawab Olive.
“Masak ada acara yang lamanya sampai
sebulan sih, mustahil gak?” sahut Ayu.
“Loe bener juga. Gimana kalau nanti
kita cek ke rumahnya Deva, gimana?” seru Olive.
“Gue setuju!!” kata Ayu bersemangat.
Sepulang sekolah Ayu dan Olive
benar-benar ke rumah Deva, mereka ingin tahu kenapa Deva tidak masuk selama
itu, mereka kurang percaya kalau Deva hanya keluar kota. Sesampainya di rumah Deva, mereka hanya
bertemu dengan tukang kebunnya Deva, karena di rumah itu sangat sepi.
“Permisi, Pak, Devanya ada? Saya Ayu
temannya Deva,” kata Ayu dengan sopan.
“Bukannya kamu pacarnya Gung Deva?
Devanya tidak ada di rumah,” kata tukang kebun itu.
“Bukan lagi, Pak. Kita sekarang cuma
temenan aja. Kita udah putus sebulan yang lalu. Kalau boleh saya tahu Deva
dimana sekarang, Pak?” sahut Ayu.
“Deva ada di rumah sakit. Ayu nggak
tahu?” kata tukang kebun Deva. Mendengar ucapan tukang kebun itu Ayu langsung
kaget setengah mati dan terdiam sesaat. “Sakit Deva sangat parah Ayu, kata
mamanya Deva mengidap penyakit kangker otak stadium empat. Dan umurnya sudah
nggak lama lagi.” kata tukang kebun itu lagi.
“Apa?” kata Ayu kaget. “Dimana rumah
sakit tempat Deva dirawat? Tolong beritahu saya Pak, saya sangat khawatir
dengan keadaan Deva sekarang? kata Ayu terburu-buru.
“Deva dirawat di Rumah Sakit Harapan
Kita,” kata tukang kebun itu lagi.
Ayu dan Olive tanpa berfikir panjang
lagi, langsung menuju ke rumah sakit. Ayu sepanjang perjalanan hanya bisa
menangis dan kecewa, kenapa Deva tidak jujur tentang penyakitnya selama ini.
Padahal Ayu selalu jujur tentang masalahnya kepada Deva, tapi kenapa Deva tidak
pernah jujur terhadap penyakit yang dideritanya selama ini. Apa mungkin karena
ini Deva memilih putus dariku katanya dalam hati.
“Udah dong, jangan nangis terus.
Mungkin Deva gak mau ngeliat loe sedih terus, makanya dia nggak ngasi tahu loe
penyakit yang dideritanya ini,” kata Olive mencoba menenangkan Ayu yang terus
menangis sepanjang perjalanan.
“Tapi, seharusnya Deva jujur ama
gue, gue nggak bisa tenang diatas penderitaan yang dialami Deva, orang yang
paling gue cintai di bumi ini, gue nggak bisa ngelupain dia begitu aja, Liv,”
jawab Ayu sambil mengusap air matanya yang berlinang membahasi pipinya yang
halus itu.
“Gue ngerti perasaan loe, tapi loe
nggak harus nangis gini. Kalo Deva ngeliat loe dia juga bakalan ikut sedih.
Deva kan
masih cinta sama loe,” kata Olive lagi. Ayu hanya terdiam.
Tak lama
kemudian mereka sampai di Rumah Sakit. Lalu mereka berlari menuju kamar Deva,
Deva tidak sendirian dia ditemani sahabatnya Ray dan Alvin yang juga akrab dengan Ayu dan Olive
beserta keluarganya.
“Deva……,”
seru Ayu dari ambang pintu, dia terkejut melihat Deva yang tergulai lemah di
atas tempat tidur. Mukanya pucat. Ayu tak kuasa menahan air matanya, lalu
berlari memeluk Deva dengan eratnya, Deva hanya bisa tersenyum manis dan
mendekap tubuh Ayu yang mungil.
“Dev,
kenapa kamu ndak jujur sama penyakit yang membuat kamu sangat menderita ini
kepadaku, padahal aku ini kan pacarmu, kamu perlu tahu saat kamu mutusin aku secara
tiba-tiba dan kamu absen selama sebulan penuh, perasaan resah, gelisah, sedih,
kecewa berkecamuk menjadi satu. Setiap hari aku hanya bisa menangis dan
menangis. Sekarang aku ingin tahu kenapa kamu gak jujur sama aku?” tanya Ayu
menahan kesedihan kepada Deva.
“Maafin
aku, Yu. Aku hanya nggak ingin kamu sedih ngeliat kaeadaanku sekarang, tapi apa
boleh buat kamu udah liat kan
keadaanku. Aku sakit, sakit parah. Lebih baik kamu tinggalin aku sekarang sebelum kamu menyesal, umurku udah
nggak lama lagi, aku akan pergi dan mungkin tak kembali,” kata Deva lemah.
Ayu
menggelengkan kepalanya. “Gak, kamu gak bisa ninggalin aku sendirian aku gak
bisa hidup tanpa kamu, kamu adalah semangat hidupku. Aku yakin kamu pasti bisa
bertahan, demi aku dan hubungan kita,” Ayu mencium kening Deva dan menatap
matanya dengan penuh kesedihan.
“Aku juga
sangat mencintaimu Ayu, yang bisa membuat aku bertahan sampai sekarang itu
kamu, tanpa kamu yang hadir mewarnai hari-hariku mungkin aku sudah pergi dari
dulu dan kita ndak mungkin bisa saling mencintai. Selamat tinggal Ayu, aku akan
selalu mencintaimu….,” itu adalah kata terakhir yang bisa terucap dari bibir
Deva, lalu dia memejamkan matanya dan diam. Dia pergi, pergi tuk selamanya
meninggalkan Ayu perempuan yang sangat dicintainya beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya Alvin dan Ray.
Seisi
ruangan saat itu menangis melihat orang yang selama ini menjadi kebanggaan
keluarga dan teman-temannya itu pergi tuk selamanya. Ayu adalah orang yang
paling berduka saat itu, sampai tidak bisa berkata apapun juga lalu pingsan tak
bisa menerima kenyataan bahwa orang yang mengisi hatinya selama ini telah
tiada. Pergi meninggalkannya, kini hanya tinggal kenangan indah yang ada di
benak Ayu. Kenangan itu akan selalu ada sampai ajal akan menjemputnya kelak.
Itu janjinya kepada Deva saat mereka bersama dulu.
Sebulan
setelah kematian Deva, Ayu masih merasa kehilangan. Dia merasa separuh dari
jiwanya hilang. Dia tak berdaya. Dia hanya bisa menangis, menangis, dan
menangis setiap hari. Tak makan, tak minum, tak tidur, dia hanya memikirkan
Deva dan kenangan indahnya bersama Deva dahulu saat mereka masih bersama.
Suatu
ketika saat Ayu bersedih, tiba-tiba….. Ayu terjatuh dari tempat duduknya, ia
lemas karena sudah berhari-hari ia tidak makan dan minum sedikitpun. Mamanya khawatir
dan segera melarikan Ayu ke Rumah Sakit ditemani mamanya Deva yang telah
menganggap Ayu seperti anaknya sendiri. Tak lama Ayu diperiksa, dokter keluar
dengan menggelengkan kepalanya.
“Bagaimana
keadaan anak saya, Dok?” tanya mamanya.
“Maaf, Bu.
Kami sudah melakukan yang terbaik untuk anak Ibu, tapi Tuhan berkehendak lain,”
kata Dokter yang menangani Ayu.
“Maksud
dokter Ayu telah tiada,” kata mamanya Deva.
“Iya, Bu.
Maafkan kami. Keadaan Ayu sangat lemah. Hal ini terjadi mungkin karena ia tidak
makan dan minum. Hingga kami tak bisa menyelamatkannya lagi,” kata dokter lagi.
Kedua mama
itu menangis mereka telah kehilangan kedua orang yang paling berharga dalam
hidup mereka, yaitu Deva dan Ayu.
“Mengapa
akhirnya menjadi seperti ini,” keluh mamanya Ayu.
“ Mungkin
ini kehendak Tuhan,” kata mamanya Deva.
Begitulah
akhir dari kisah percintaan Deva dan Ayu. Meskipun akhirnya keduanya meninggal,
tapi cinta yang telah mereka bina selama bertahun-tahun lamanya akan tetap
bersemi dan tecatatat dalam sejarah
cinta, dan hanya bisa dimengerti oleh orang-orang yang telah mengenal dan
mengerti apa itu CINTA.
~ TAMAT ~
Langganan:
Postingan (Atom)